Rabu, 13 Juli 2011

Sinopsis Playful Kiss episode 1



Cerita ini  dimulai saat Baek Seung Jo di taman. Dia mencium harumnya bunga.


Kemudian perhatiannya teralihkan oleh sesosok gadis, Oh Ha Ni yang tertidur di bawah pohon.


Baek Seung Jo menghampirinya dan mencium bibir Ha Ni. Saat Ha Ni terbangun dia merasakan sesuatu terjadi.

Ha Ni melihat seekor kuda putih dan mengikuti kemanapun kuda itu pergi.

Kuda itu menghilang, Ha Ni melihat Seung Jo berdiri di hadapannya. Seung Jo memajukan wajahnya hendak mencium Ha Ni lagi. Ha Ni pun sudah menyorongkan bibirnya. Namun semua itu hanya mimpi


Ha Ni terbangun dari tidurnya dan terburu – buru pergi ke kelas karena bel berbunyi dan meninggalkan buku gambarnya, Ha Ni kembali lagi mengambil bukunya.



Di dalam kelas Ha Ni memikirkan mimpinya tadi, ibu Guru Song Kang Yi menggoda Ha Ni “Oh Ha Ni, apa yang sedang kamu pikirkan pagi ini?” sementara itu Boon Joon Gu memandangi Ha Ni dari belakang. Guru Song kembali berkata ”apakah kalian tahu betapa sulitnya menjadi guru senior?”


Ha Ni bersama teman – temannya sedang berada di kantin mereka sedang membicarakan mengenai nilai – nilai mereka yang selalu berada di bawah.
Min Ah: “pembangunan rumahmu sudah selesaikan? Kau tidak mengadakan pesta panas di rumah?”
Ha Ni: “aku belum bisa membereskan semuanya, karena ayahku pulang terlambat setiap hari, aku juga terlambat sampai rumah.”
Joo Ri: “berikan pada Boon Joon Gu saja, aku lihat tadi dia melihatmu seperti ini (Joo Ri mengekspresikannya). Dia melihatmu seperti ini” Ha Ni menepuk bahu Joo Ri dan mereka tertawa bersama – sama.
Ha Ni: “Dia (Joon Gu) tidak”
Joo Ri: “apa yang kau maksud tidak? Boon Joon Gu baik seperti itu karena mu.” Min Ah bertanya kepada Joo Ri apa dia tidak bosan makan itu.
Joo Ri: ”Apa? Ini? (menunjuk daging di tangannya) ah.. kalau anak penjual kaki babi pasti bosan dengan kaki babi, lalu siapa yang akan makan? Ha Ni-ah, apa kau bosan makan mie, sebagai putri restoran mie?”
Ha Ni menggerakkan jari pertanda tidak “kau tidak akan pernah bosan makan mie ayahku”
Joo Ri menjawab dengan riang : “itu benar, mie mu benar – benar lezat. Aku setuju. Aku setuju
Min Ah: “ aku setuju.”

Hong Jang Mi and the gang lewat di depan meja Ha Ni and the gang. Jang Mi menyapa Ha Ni. Dan Ha Ni membalas sapaannya. Joo Ri bingung dengan sapaan Jang Mi karena Jang Mi junior mereka. Jang Mi mencoba untuk mengambil minuman dari dalam mesin tetapi minumannya tidak keluar. Ha Ni yang melihat Jang Mi kesulitan untuk mengambil minuman merasa inilah waktunya untuk memamerkan bakatnya. Didukung oleh alunan music teman – teman Boon Joon Gu, Ha Ni pun menurunkan leggingnya dan berjalan ke mesin dengan keyakinan penuh. Ha Ni mengetuk – ngetuk pintu mesin sebelum menendang mesin itu. Kemudian Ha Ni merenggangkan otot dan Ha Ni menendang mesin itu. Minumannya pun keluar. Ha Ni sukses membuat Jang Mi and the gang terperangah. Teman – teman Ha Ni bersorak. Ha Ni balik ke kursinya dengan bangga. Jang Mi pun mengambil minumannya.
Jang Mi duduk di kursinya dan mengucapkan terimakasih kepada Ha Ni. Salah satu teman Jang Mi mengatakan kalau Baek Seung Jo oppa mendapatkan nilai penuh dalam ujian tahun ke tiga.
Joo Ri bertanya kepada Ha Ni:”Apa? Baek Seung Jo mendapatkan nilai penuh lagi? Apakah dia manusia?”
Ha Ni: “Dia pasti bukan manusia.” Min Ah dan Joo Ri memandang aneh kepada Ha Ni.
Ha NI: “Dia itu peri. Peri dari hutan.” Ha Ni mengkhayal lagi. Joo Ri dan Min Ah hanya bisa menghela nafas kepada temannya itu.
Ha Ni pun menceritakan mimpinya :”Aku mengikuti seekor kuda putih yang mulus sampai kuda putih itu menghilang dan muncul lagi di hadapanku. Bagaimana ya, kecantikan kuda putih itu membuatku ingin menggigitnya.”
Min Ah: “Kamu menggigitnya?”
Ha ni: “Ya. Itu pertama kalinya membuatku tahu bagaimana perasaan seorang vampir. Ah… Apakah perasaan vampir seperti itu?” Karena leher perempuan yang dia cintai begitu putih dan indah. Mereka harus menggigitnya ke dalam.”
Joo Ri: “Aigoo.. Ha Ni-ah.” Joo Ri menyuapi daging ke mulut Ha Ni.

Para siswi berteriak ketika Baek Seung Jo masuk ke kantin. Mereka terus memanggil “Seoung Jo oppa.. Seung Jo oppa…” Yang membuat perhatian Ha Ni, Min Ah dan Joo Ri terpecahkan. Ha Ni melihat Seung Jo dan membuat jantung berdebar – debar. Apalagi ketika Seung Jo lewat di belakangnya membuat jantung Ha Ni tambah berdegup kencang.
Seung Jo menuju mesin minuman dan memasukkan koin. Tapi minumannya tidak keluar. Jang Mi mendekati Seung Jo. Jang Mi menawarkan minumannya. Dan berkata bahwa ia tidak terlalu lama membeli minuman itu. Seung Jo tidak perduli dan menekan mesin tombol namun tetap tidak keluar. Jang Mi tertawa. Jang Mi berkata bahwa ibunya titip salam kepada ibu Seung Jo. Kemudian Jang Mi memperkenalkan dirinya kepada Seung Jo. Dia juga berkata kalau ibunya dan ibu Seung Jo bersahabat.
Jang Mi menyadari kalau minuman tetap tidak keluar. Kemudian dia memanggil Ha Ni
Jang Mi: “Ha Ni sunbae! Minumannya tidak mau keluar lagi” Ha Ni menelan ludah, Seung Jo menoleh ke arah Ha Ni.  Jang Mi memanggil Ha Ni lagi.

Ha Ni berjalan ke arah mesin dan tidak melihat Seung Jo. Ha Ni mengetuk – ngetuk mesin tetapi tidak keluar minumannya. Ha Ni bersiap menendang dan merenggangkan ototnya dengan ragu. Akhirnya Ha Ni melakukannya lagi dan minuman keluar. Seung Jo sedikit terperangah dan memandang Ha Ni. Ha Ni lemas dan pasrah saja akan imagenya di mata Seung Jo. Jang Mi mengambil minumannya dan memberikan kepada Seung Jo. Seung Jo menerima minumannya dan pergi, Jang Mi masih mengikutinya. Joo Ri agak kesal dengan sikap Seung Jo dan dia berteriak – teriak memanggil Ha Ni “Ha Ni-ah! Oh Ha Ni! OH! HA! NI!”

Seung Jo berbalik dan berjalan mendekat, Ha Ni sudah memasang senyum namun Seung Jo malah mengambil koinnya di mesin. Seung Jo pun pergi dan Ha Ni terdiam.

Di dalam kelas Ha Ni, Min Ah, dan Joo Ri duduk bersama. Joo Ri menyarankan kepada Ha Ni agar Ha Ni mengaku saja perasaanya kepada Seung Jo karena mereka akan lulus.
Ha Ni: “itu benar karena aku belum mengaku kepadanya, dia tidak tahu hatiku, itulah sebabnya dia tidak menunjukkannya karena dia malu.”
Min Ah menggunakan ponselnya. Joo Ri penasaran dengan apa yang dilakukan Min Ah.
Joo Ri: “apa yang kau lakukan?’
Min Ah: “aku sedang mencari makna pemalu.”
Ha Ni: “itu benar. Aku harus mengaku perasaanku dengan baik, Tapi bagaimana mengakuinya? Harus meninggalkan kesan dalam kepada dirinya.”
Joo Ri menyarankan Ha Ni agar menggunakan kostum yang menyeramkan dan mengaku pada Seung Jo kalau Ha Ni mencintainya. Ha Ni mengatakan kalau ide Joo Ri tidak buruk. 

Joo Ri: “ kau mengatakan ini tidak buruk? Apa maksudmu?” Min Ah masih berkutat dengan ponselnya. Kali ini Ha Ni yang bertanya apa yang sedang dicari Min Ah.
Min Ah: “aku sedang mencari makna tidak buruk.”
Ha Ni bertanya kepada Min Ah: “apakah kau memikirkan sesuatu? Kau yang paling baik di sekolah.”
Min Ah: “ehmm… Hewan menari saat mereka mengaku.”
Ha Ni: “menari?”
Min Ah: “ya. Ikan, burung, penguin bahkan lalat rumah juga melakukan ini juga. Ketika mereka mengakui cintanya satu sama lain, mereka akan menari. Tarian kawin.”
Ha Ni: “Tarian Kawin?” Ha Ni pun mulai mengkhayal lagi.
Ha Ni menari balet dan Seung Jo menjadi penari prianya. Saat Seung Jo mengulurkan tangannya, Ha Ni menolaknya. Lalu Seung Jo mengangkat tubuh Ha Ni ke atas dan melemparkannya. Ha Ni sangat kesal dengan khayalannya.


Ha Ni masih di kelas dan merapikan bulu – bulu. Jang Mi mendatangi Ha Ni. Jang Mi berkata bahwa Ha Ni sudah kelas 3 dan seharusnya belajar. Joo Ri datang dan berkata “kami tidak belajar.” Jang Mi menghina Joo Ri seakan – akan paru – parunya akan keluar. Jang Mi berkata kalau itu sedikit…? Ha Ni bingung apa yang dimaksud Jang Mi. Kemudian melihat ke arah Ha Ni dan memperlihatkan sesuatu. Ha Ni mengerti dan melihat payudaranya kemudian membandingkannya dengan punya Jang Mi. Ha Ni berkata Seung Jo menyukai gadis yang dianugerahi kebaikan juga. Jang Mi membalas dan berkata kalau Ha Ni harus berpikir karena Seung Jo juga seorang laki – laki. Jang Mi juga bertanya dimana Joon Gu oppa, karena dia model untuk hari ini.
Di lorong muda sekolah kelima anak sedang bergaya. Ternyata Joon Gu and the gang. Mereka berjalan ke arah kelas. Mereka muncul masing – masing kepalanya dari balik pintu. Joon Gu masuk ke dalam kelas dan menunjukkan koper yang berisi makanan kepada Ha Ni. Joo Ri penasaran dan menerobos untuk melihat isi panci di dalam koper itu. Joon Gu mengatakan kalau isinya ayam. Joon Gu mengambil panci dari tangan Joo Ri dan memberikannya kepada Ha Ni.
Joon Gu: “Ha Ni-ah, kau makan ayam ini ya…”
Ha Ni bingung dan bertanya kepada Joon Gu: “Kenapa aku harus memakannya?”
Joon Gu: “Ha Ni-ah, akhir – akhir ini kau terlihat kurus.”
Jang Mi: “Joon Gu oppa! Cepat kau harus bersiap – siap menjadi model.”
Joon Gu bersiap – siap dan memberikan supnya kepada Ha Ni tapi Joo Ri ingin mengambilnya lagi. Joon Gu dengan sigap menghentikan Joo Ri.
Joon Gu: “Ha Ni-ah, kau harus memakannya sendiri ya..”

Jang Mi mengatur bagaimana posisi Joon Gu berpose. Para siswa pun  mulai menggambar Joon Gu. Waktu pun berlalu dan Joon Gu mulai tidak tahan dengan posisinya. Tapi dia tetap bertahan karena Ha Ni menggambarnya dan menatapnya juga, ini sakit tetapi tidak apa – apa. Di kertas gambarnya Ha Ni menuliskan kata Pengakuan… Tarian… Gollum


Di ruang guru, ibu Guru Song Kang Yi sedang tertawa menonton video dari ponselnya. Lalu seorang pria mengambil ponselnya dan ibu guru Song Kang Yi terkejut. Pria itu ternyata wakil kepala sekolah. Dia datang dan menegur ibu guru Song dengan menunjukkan grafik semua siswa dan nilai – nilai mereka. Stiker putih menunjukkan yang lulus ujian sedangkan stiker biru menunjukkan yang gagal dalam ujian. Ibu guru Song tidak peduli sampai wakil kepala sekolah memuji Seung Jo yang kebetulan masuk ke ruang guru untuk mengumpulkan buku.
Kembali di kelas seni, Joon Gu pun berhenti berpose walaupun ia sedikit membutuhkan bantuan dari anak buahnya. Jang Mi berjalan ke sekitar para siswa dan memeriksa gambar semua orang. Kemudian ia berhenti di meja Ha Ni. Ternyata Ha Ni menggambar tubuh Joon Gu dengan wajah Seung Jo.

Setelah sekolah Ha Ni pergi ke restoran mie ayam milik ayahnya untuk membantu. Ha Ni meminta ayahnya untuk menceritakan bagaimana ayahnya mengakui perasaanya kepada ibunya. Dia bilang temannya Joo Ri ingin mengungkapkan perasaannya kepada seseorang. Tapi ayah Ha Ni tidak cukup bodoh untuk tertipu. Ayahnya menceritakan cerita dramatis tentang bagaimana ia dia membawa ibunya keluar dengan mobil jelek dan bertanya “Apakah kau ingin menciumku atau berkencan denganku? Apakah kau ingin berkencan denganku atau tinggal bersamaku? Apakah kau ingin hidup denganku atau apakah kau ingin mati bersamaku?”
Ha Ni mulai berkhayal lagi. Dia membayangkan Baek Seung Jo berada di gedung tua dan tengah berlari dari kejaran geng haus darah. Geng masuk diikuti oleh seluruh anggota serta pemimpinnya. Dan pemimpinnya tentu saja Oh Ha Ni. Ha Ni sekarang bergaya lengkap dengan smokey eyes dan rambut norak. Anggota gang mengelilingi Seung Jo dan Seung Jo melihat peti mati.
Ha Ni mendekati Seung Jo yang terlihat sangat ketakutan. Kemudian Ha Ni memberikan pertanyaan: “Apakah kau ingin menciumku atau berkencan denganku? Apakah kau ingin berkencan denganku atau tinggal bersamaku? Apakah kau ingin hidup denganku atau mati?” Dan ternyata Seung Jo memilih peti mati.



Beruntung ayahnya memberi saran yang lebih praktis dari teman - temannya, yaitu menulis surat cinta. Ha Ni setuju. Keesokan harinya surat jatuh dari loker Seung Jo saat Seung Jo membuka lokernya. Kemudian Seung Jo menunggu di ruang tunggu tapi tidak menunjukkan tanda apapun pada Ha Ni, ini membuat Ha Ni berpikir Seung Jo belum membaca suratnya. Joo Ri bertanya :”apakah kau sudah menulis namamu? Sudah menulis nomor teleponmu? Joo Ri kemudian melakukan aksi seperti kemarin, yaitu berteriak memanggil Ha Ni dengan suara keras. Dan kali ini Min Ah juga ikutan berteriak. Seung Jo berkata “Apakah kau Oh Ha Ni?” Seung Jo mendekatinya dengan amplop ditangannya.

Ha Ni tersenyum dan mengatakan bahwa ia tidak mengharapkan balasan dari Seung Jo. Ha Ni memutuskan membuka suratnya di depan teman – temannya berkumpul. Tapi saat dia melihat surat itu perlahan – lahan senyumnya mulai memudar. Jang Mi merebut surat dari tangan Ha Ni dan kemudian tertawa. Ternyata Seung Jo tidak membalas suratnya melainkan memberi nilai pada surat Ha Ni. Dan nilainya adalah D-!
Jang Mi membaca surat itu dengan keras sampai menghentikan langkah Joon Gu. Seung Jo berkata kepada Ha Ni “maaf aku tidak suka gadis bodoh.”

Joon Gu meminta Seung Jo untuk meminta maaf kepada Ha Ni dan Seung Jo membalas dingin “Untuk apa? Memperbaiki kesalahannya?”
Joon Gu :”Apa kau hanya melihat kesalahan? Jangan melihat suratnya! Lihatlah isinya!

Joon  Gu marah dan bersiap menyerang Seung Jo. Joon Gu mengayunkan tangannya tetapi Seung Jo berhasil menghindar. Joon Gu akan melakukannya lagi tetapi terhenti waktu wakil kepala sekolah datang. Wakil kepala sekolah memarahi Joon Gu sementara Seung Jo yang menjadi anak emas dilepaskan begitu saja. Wakil Kepala Sekolah bahkan pergi jauh dan mengatakan bahwa Seung Jo tidak boleh menjadi seperti Joon Gu.


Seung Jo menunjuk poin grafik dengan jarinya yang menunjukkan setiap siswa dan nilai mereka. Ha Ni dan teman – temannya berada diurutan terakhir. Lalu ia menunjuk daftar 50 siswa yang diberi ruang studi khusus. Seung Jo mengatakakn pada Ha Ni kalau Ha Ni hanya membuang – buang waktu dari pada memikirkan hal – hal yang lebih penting.
Seung Jo :”Aku benci gadis yang tidak punya pikiran.”

Hati Ha Ni hancur, Ha Ni adalah siswa yang nilai skornya terendah. Dia memilih berlari di sekitar sekolah untuk menghilangkan rasa frustasinya. Ha Ni lelah dan terhuyung – huyung. Teman – temannya mendorong Ha Ni untuk berhenti. Tapi dia bersikeras untuk lari 2 lapangan lagi, walaupun seragamnya basah kuyup dan sudah sangat berantakan. Teman – temannya memberikan tangan dan berlari bersama di lapangan terakhir.




Peristiwa pertemuan memalukan Ha Ni dan Seung Jo menyebar ke seluruh sekolah. Ini membuat Ha Ni menjadi pusat perhatian yang tidak diinginkan. Saat dikantin semua siswa menggosipkan Ha Ni ketika sedang antri. Ha Ni yang berada di dalam antrian tertunduk lemas saat dia meminta makanan pada ibu kantin. Ibu kantin memberinya porsi lebih. Ha Ni kaget juga dengan apa yang didapatkannya.
Ha Ni dan ayahnya menetap di rumah mereka yang baru diperbaiki. Ayahnya melihat ekspresi wajah murung Ha Ni dan mengerti bahwa proses pengakuan anak perempuannya tidak berjalan mulus. Ayah mencoba membuat ceria dan membongkar sesuatu. Ayah menemukan sebuah plakat tua yang dibuat saat Ha Ni masih bayi. Plakat itu berisi cetakan tangan orangtuanya dan cetakan tangan dan kaki Ha Ni ketika masih bayi.

Joo Ri, Min Ah dan Joon Gu datang ke rumah barunya Ha Ni dan mengagumi rumah tersebut. Mereka berkeliling dan menikmati pemandangan dari jendela lantai atas. 

Kemudian mereka duduk dan menikmati makanan lezat yang dibuat oleh ayah Ha Ni. Sambil makan ayah mendesah karena Ha Ni tidak mengambil kelas masak. Joon Gu mengambil ini sebagai isyarat bahwa ayah tidak perlu khawatir karena dia yang akan mengurus mereka berdua.
Yang lain menertawakan deklarasi Joon Gu dan menggodanya. Yang membuat Joon Gu menangis (dalam arti kata berlebihan) dan memukul kepalanya ke dinding. Hal ini memicu serangkaian jerit dan bergemuruh.

Berikutnya gempa terjadi! Lantai mulai bergoncang, semua benda – benda berjatuhan.
Mereka semua bergegas keluar rumah. Tetapi ayah mengingat sesuatu yang penting dan kembali masuk ke rumah walaupun sudah dilarang oleh Ha Ni. Rumah Ha Ni hancur sementara rumah dan bangunan di sekitar rumah Ha Ni berdiri  kokoh. Dan ternyata gempanya adalah 2 Skala Richter.





Sementara itu, berita yang meliputi terjadinya gempa bumi menunjukkan video seorang ayah memeluk putrinya. Wajahnya muncul di TV dan seorang pria botak berteriak “Oh Oh Gi! Dong?”

Ayah melihat sekeliling ternyata hanya rumah mereka yang hancur. Ayah merasa tidak senang melihat itu. 
Sepertinya semua musibah seperti datang kepada Ha Ni. Sekarang Ha NI menjadi pusat perhatian yang tidak diinginkan lagi. Pertama, seorang wanita aneh memotret dia ketika Ha Ni ke sekolah. Kedua, semua siswa melihat dia dan tertawa :”itu dia, itu dia!”


Joon Gu berdiri di depan sekolah sambil berteriak dengan menggunakan megafon. Joon Gu sedang meminta sumbangan kepada siswa di sekolah. (Joon Gu sebenarnya bermaksud baik, tetapi ia tidak membuat sesuatu menjadi baik). Ha Ni mencoba pergi tanpa diketahui orang – orang. Namun, Joon Gu berhasil menariknya dan membawanya ke hadapan semua orang masuk ke acara amal Joon Gu.


Saat itu Baek Seung Jo sedang lewat. Joon Gu memanggilnya untuk ikut memberi sumbangan kepada Ha Ni dan menyalahkan Seung Jo atas apa yang terjadi kepada Ha Ni. Seung Jo mengatakan bukan dia yang membuat masalah ini. Penyebabnya adalah gempa bumi. Dan bukan dialah yang menyebabkan gempa bumi.



Joon Gu sempat emosi dan menyalahkan bahwa Seung Jo lah yang membuat luka di hati Ha Ni. Dan meminta Seung Jo untuk bertanggung jawab atas luka itu. Seung Jo berkonstribusi dengan memberikan W 20.000 ($ 20) dan akan memasukkan ke dalam kotak sumbangan ketika Ha Ni muncul dari balik tembok dan berkata agar Seung Jo menyimpan uangnya dan dia tidak akan pernah meminta uang kepada Seung Jo meskipun dia pengemis.


Hal ini tidak mempengaruhi Seung Jo, namun Ha Ni belum selesai. Dia meledak marah.
Ha Ni: “Siapa kau memandang rendah orang – orang seperti itu? Aku berani bertaruh, kau menganggap semua anak – anak terlihat seperti orang idiot, kan? Kau pikir kau mengejek kami? Apakah kau hebat? Jadi kau memiliki IQ yang tinggi? Kau murid yang baik? Kau juga tampan, tinggi dan…” Ha Ni melanjutkan “aku juga bisa belajar! Hanya saja aku tidak mau repot – repot melakukannya!
Seung Jo :”oh ya? Kalau begitu tunjukkan kepada ku?”
Ha NI: “tunjukkan kepada mu?”
Seung JO: “iya.”




Ha Ni tidak bisa menarik perkataanya. Dan dia harus membuktikannya! Ha Ni berkata, bahwa dia akan membuktikannya pada ujian berikutnya untuk mendapatkan salah satu kursi di ruang studi khusus. Ini berarti Top 50! Seung Jo jelas tidak percaya kepadanya. Dan dia setuju kalau Ha Ni bisa masuk ruang studi khusus, dia akan menggendong Ha Ni keliling sekolah.

Ha Ni dan ayah berada di dalam van dan sedang menuju rumah sahabat lama ayah yang menawarkan tempat tinggal. Ayah senang karena dia dapat bertemu lagi dengan sahabatnya dari lahir yang sudah dianggapnya sebagai “saudara”. Sambil mengendarai van, ayah dan Ha Ni bernyanyi – nyanyi.

Ketika mereka tiba di rumah sahabat lama ayah, Ha Ni mengagumi rumah besar itu. Ayah dan sahabat kecilnya (ternyata orang botak) melompat – lompat bahagia seperti anak kecil.

Orang botak itu bernama Baek Soo Chang dan istrinya Hwang Geum Hee. Soo Chang berkata kalau Ha Ni jauh lebih cantik dari fotonya. Ha Ni heran. Geum Hee berkata, kalau ia sangat penasaran dan ia pergi ke sekolah itu mengambil beberapa gambar Ha Ni. Ha Ni menyadari kalau wanita aneh yang memotretnya tadi adalah Geum Hee. Geum Hee lalu memanggil anaknya untuk membantu Ha Ni dan ayahnya mengangkat barang ke rumah.
Sementara Ha Ni membereskan barang – barangnya, si anak muncul di belakangnya dan bertanya apakah ia bisa membantu. Ha Ni berpikir itu anak Geum Hee dan berkata ia tidak apa – apa. Dan saat Ha Ni mendongak ke belakang ternyata si anak adalah Baek Seung Jo. Ha Ni terperangah dan tidak percaya kalau Baek Seung Jo ada di depannya.

Ha Ni berusaha mengontrol emosinya dan bertanya: “kau, kau..! Apa yang kau lakukan disini?” Seung Jo menjawab dengan tenang :”aku tinggal di sini. Ini rumahku.”
Ny. Baek (Geum He) bicara lewat interkom :”Seung Jo, Ha Ni, ayo masuk ke rumah.”

Ha Ni masih tidak percaya kalau dia tinggal satu rumah dengan Seung Jo.